Rabu, 03 Juni 2009

Aku sayang kalian, adik-adikku..^^

Hari ini, bisa dibilang untuk kesekian kalinya aku merasa bisa menjadi seseorang yang paling bahagia di dunia. Aku senang ketika bisa membantu adik-adik belajar,ketika bisa melihat wajah mereka tercerahkan mendengar penjelasan aku, aku senang bisa memudahkan belajar mereka dengan kehadiran aku, bisa memberikan support dan semangat pada mereka, bisa menjadi kakak yang membermanfaat untuk adik-adiknya, aku senang ketika akhirnya tanpa aku minta dan aku harapkan sebelumnya doa dari mereka terlontar untuk aku. ketika ucapan terima kasih yang tulus pun terucap dari bibir mereka, semua membuat aku sangat bahagia. Mungkin pengorbanan waktu dan tenaga yang aku berikan pun akhirnya tidak bernilai apa-apa.. Bisa menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain, yang bisa membuat orang lain bahagia, adalah suatu kenikmatan yang luar biasa buat aku.
Entah kenapa sekarang aku sangat menikmati pekerjaan ini. Ini menjadi bagian hidup ataupun sejarah hidup yang paling aku nikmati. Menjadi seorang pementor, seorang pembicara, seorang trainer, merupakan cita-cita aku sekarang. Aku tidak mau hidup aku terlepas dari pekerjaan tersebut. Karena menurut aku, pekerjaan membina seperti ini adalah pekerjaan yang sangat mulia, apalagi kalau kita tulus dalam menjalankannya. Pekerjaan ini adalah pekerjaan yang bisa aku lakukan dimana aja, nggak butuh sekolah tinggi-tinggi, nggak butuh nunggu lulus sarjana, asalkan aku mau terus belajar dan mencari ilmu setiap saat.
Mungkin dulu, aku terlalu banyak berkhayal.. aku ingin menjadi dokter yang sukses, aku ingin buat rumah sakit yang besar, aku ingin ikut dalam tim tanggap bencana, menolong masyarakat yang kurang mampu, menjadi pahlawan bagi mereka, dan segudang impian lainnya. Sehingga aku hanya terorientasi untuk terus belajar yang rajin, aku nggak mau kegiatan belajar aku terganggu hal-hal lain.

Tapi aku jadi berfikir, kenapa aku terlalu yakin, hidup aku akan sampai kesana? Apa iya aku bisa merasakan menjadi seorang dokter?? Apa umurku akan mengantarkan aku menjadi pahlawan, yang bisa menolong orang-orang yang tidak mampu tersebut?? Lalu bagaimana kalau hari ini adalah hari terakhir yang kumiliki? Bagaimana kalau satu jam lagi, raga ini sudah tidak bernyawa? Apa yang harus aku lakukan?? sudah berapa banyak manfaat aku berikan pada umat?? Sudah berapa banyak masyarakat yang aku bantu?? Sudah berapa banyak pahala yang aku kumpulkan? Sudah berapa banyak orang yang sedih akan kepergianku??
Ketika meninggal, semua amalan akan berhenti kecuali 3 hal, amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya. Karena itu, bagi aku, pekerjaan sebagai seorang mentor, murobbi, guru, adalah pekerjaan yang sangat mulia. Pekerjaan yang akan terus mengalirkan pahala pada dompet kita asalkan orang yang kita didik mengamalkan ilmu tersebut sebaik-baiknya. Hal itu yang juga membuat aku ingin menjadi seorang dosen sekarang.

Diawali dengan menjadi seorang mentor akademis. Mugkin kalo di fikir, waktu belajarku akan berkurang, waktu istirahatku pun berkurang. Tapi dengan berusaha membantu mereka, dengan sungguh-sungguh mendidik mereka, dengan menjadikan mereka seseorang yang berjiwa tulus, kita akan bisa ikut berkontribusi dalam membentuk seorang dokter yang cerdas dan siap mengabdi. Kita akan mendapat pahala dari 11 orang dokter, bila adik mentor kita ada sepuluh. Coba bandingkan dengan pahala 1 orang dokter, bila tidak ada satu orang un yang kita bina??
Lebih-lebih bila menjadi seorang mentor agama. Kita mengajak mereka untuk lebih mengenal Allah, lebih banyak beribadah, mengerjakan yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Kalau kita berhasil, mungkin setiap ibadah yang mereka lakukan pun akan mengalirkan pahala lagi ke dompet amal kita. Tanpa disadari, banyak celah kebaikan yang bisa kita lakukan. Banyak sumber pahala yang bisa kita pergunakan. Tapi terkadang, kita menutup mata akan hal-hal tersebut.

Untuk itu, aku ingin terus belajar. Mencari manfaat sebanyak-banyaknya dalam hidup, mencari ilmu sebanyak-banyaknya. Kemudian menyalurkannya pada orang-orang lain. Aku ingin bisa berbagi ilmu yang aku punya. Aku ingin bisa selalu menjadi inspirasi buat orang lain. Aku ingin hidup yang aku miliki bisa menjadi manfaat buat banyak orang. Mulai dari hari ini. Bukan besok, bukan tahun depan, dan bukan ketika telah menjadi seorang dokter. Tapi sekarang!! Saat ini juga!! Aku nggak mau waktu yang aku punya habis sedangkan aku belum berbuat apa-apa..

Aku memang punya impian, aku akan mengejar impianku itu.. tapi aku nggak mau, impian itu membuat aku tidak bisa melihat hal-hal kecil yang bisa menjadi ladang amal buatku. Aku akan menggapai impian itu dan memberikan manfaat lebih besar lagi, tapi aku juga nggak mau menghilangkan kesempatan untuk menjadi bermanfaat buat orang lain dari sekarang.. karena itu, aku akan mencoba kembali menata hidup aku, agar semuanya bisa aku jalani dengan baik.. Ya Allah, hamba mohon, jadikan semua sisi kehidupan hamba bisa menjadi manfaat dan inspirasi untuk orang lain, bantulah hamba untuk terus berubah menjadi insan yang lebih baik lagi.. Amiin…

Kalau berbicara masalah membina, aku jadi paham, bagaimana perasaan seorang guru ketika murid-muridnya mengerti apa yang ia jelaskan, ketika murid-muridnya mendapatkan nilai yang baik dalam ujian, ketika murid-muridnya bersemangat dalam belajar, dan ketika murid-muridnya menjadi orang yang berhasil dan membanggakan. Aku mengerti bagaimana bahagianya hati seorang guru, melihat murid-muridnya berprestasi, bahagia yang mungkin bisa menjadikannya melupakan setiap tetesan keringat yang ia keluarkan, dan perasaan sayang yang teramat sangat pada murid yang telah berhasil ia bina tersebut.
Karena hal itu pula lah yang aku rasakan sekarang. Semangat aku yang ikut muncul melihat mereka semangat dalam belajar, rasa cemas ketika mereka sedang ujian, dan rasa bahagia yang teramat sangat ketika mereka semua berhasil dalam ujian yang mereka kerjakan. Jujur, perasaan bangga itu pada angkatan 2008 telah muncul di hati aku sejak awal mereka ospek. Entah kenapa persaan bangga dan sayang kepada mereka udah tertanam sejak dulu. Melihat mereka yang solid, kompak,dan membanggakan menghadirkan kebahagiaan tersendiri di hati aku.

Perasaan itu bertambah ketika aku menjadi mentor akademis, mentor agama, melihat kinerja mereka di Epidermis, dan yang terakhir melihat adik-adik aku di Pendpro. Entah kenapa aku merasa bangga menjadi seorang kakak dari adik-adik yang begitu hebat. Melihat semangat mereka membicarakan proker, semangat mereka ketika aku ajak ngobrol, padahal saat itu mereka baru aja selesai ujian. Tapi seolah rasa penat itu tidak hadir ketika mereka aku ajak untuk kumpul. Dan puncaknya adalah ketika aku menemani mereka belajar kemarin. Perasaan bahagia karena kehadiran aku yang mereka utarakan saat itu, membuat hati aku “jujur” sangat tersanjung, aku bahagia banget..
Tanpa kakak-kakak mentornya sadari, kehadiran mereka dalam membantu adik-adik sangat berarti buat adik-adiknya. Kehadiran mereka ternyata menjadi support tersendiri buat adik-adiknya. Tapi sayang, tidak banyak yang menyadari hal itu. Bahkan aku pun baru menyadari kemarin, bahwa harapan mereka pada kehadiran kakak-kakaknya sangat besar. Walaupun tidak banyak yang bisa kakak-kakaknya kasih, tapi kehadiran dan motivasi dari pementor menjadi semangat tersendiri buat adik-adik.

Adik-adik teteh sayang kalian.. tetap pertahankan semangat kalian, dan berjuanglah, teteh yakin kalian bisa menjadi orang-orang yang hebat.
Mulai saat ini, aku berjanji, aku akan terus belajar, aku akan terus berusaha untuk membina dan di bina. Karena hidup harus selalu seimbang. Aku juga harus menjadi orang yang kuat (seperti janji aku ke seseorang,^^) agar bisa menjaga adik-adik aku dengan baik. Supaya bisa membantu mereka dan menjadi contoh yang baik bagi mereka.

1 komentar:

  1. Saya sudah baca posting yang berjudul laki2 baik untuk perempuan baik, sangat bagus sekali artikelnya.
    Saya, pemilik blog yasmin-herbal.blogspot.com.

    BalasHapus